Harga cabai rawit yang naik semenjak sebagian hari kemudian, jadi berkah tertentu untuk sebagian besar petani Kopi di Kabupaten OKU Selatan.
Saat ini harga perkilogram menggapai Rp 33 ribu. Pekan( 26/ 12).
Karena, tanaman cabai telah jadi opsi para petani selaku tumbuhan tumpang sari oleh kebanyakan komuditi petani kopi di kebun.
" Dengan harga saat ini yang naik berkisar Rp 33 ribu jadi berkah tertentu jelang tahun baru. Terlebih cabai ini penjaannya tidak susah," ucap Tri petani di Kecamatan Sungai Are, Pekan( 26/ 12).
Tidak hanya itu, dia memilah tumbuhan tumpang sari di sela- sela batang tumbuhan kopi miliknya. Tumbuhan Cabai tersebut dinilai tidak pengaruhi kesuburann tumbuhan pokok ialah buah serta batang kopi.
" Ya, enaknya dengan Cabai ini dijadikan tumbuhan tumpang sari tidak mengusik tumbuhan kopi yang ialah pemasukan utama petani," ucapnya.
Senada dikatakan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten OKU Selatan, Ir Asep Sudarno. Baginya mengingat kopi ialah tanaman selaku pemasukan tahunan petani memanglah dinilai sesuai dengan tumbuhan pasangan.
Asep berkata tumbuhan tumpang sari yang sesuai buat petani Kopi tidak cuma cabai, namun pula tanaman yang bernilai jual yang lain.
" Saat ini memanglah lahan kopi telah menurun, hendak namun sepatutnya petani tidak butuh memecahkan lahan, dapat tumpang sari semacam tumbuhan Cabai, Jahe, Lada serta tumbuhan yang lain," ucapnya.
Diakuinya, petani OKU Selatan sering kali mengubah tumbuhan dilahan sebab terbuai oleh harga yang mahal, tetapi dikala panen harga malah kembali turun.
" Hingga tidak heran, lahan kopi menurun, informasi terakhir berkisar 54 ribu hektare di OKU Selatan. Lahan tersebut menurun banyak dibabat ditukar petanj dengan bertani yang lain, semacam jagung," ungkapnya
0 Comments
Post a Comment